Skip to main content

United States Holocaust Memorial Museum
  • Site
    • English home page
    • المصادر بالعربية
    • Πηγές στα Ελληνικά
    • Recursos en español
    • منابع موجود به زبان فارسی
    • Ressources en français
    • Gyűjtemény és tudástár magyar nyelven
    • Sumber Bahasa Indonesia
    • Materiali e risorse in italiano
    • 日本語のリソース
    • 한국어 자료
    • Recursos em Português (do Brasil)
    • Материалы на русском языке
    • Türkçe Kaynaklar
    • اُردو ری سورسز
    • 中文参考资料
  • Events
  • Plan Your Visit
  • Support the Museum
  • Connect
  • Donate
  • Learn About The Holocaust
  • Remember Survivors and Victims
  • Confront Genocide and Antisemitism

  • Sumber Bahasa Indonesia
Ensiklopedia Holocaust

  • Ensiklopedia Holocaust
  • Holocaust: Situs Pembelajaran Bagi Siswa
Halaman ini juga tersedia dalam bahasa:
  • EnglishEnglish
  • عربيArabic
  • EspañolSpanish
  • فارسیFarsi
  • FrançaisFrench
  • РусскийRussian
  • TürkçeTurkish

Nanny Gottschalk Lewin

    • Komentar
  • Nanny Gottschalk Lewin

    Nanny Gottschalk Lewin

Dilahirkan: 13 Maret 1888
Schlawe, Jerman

Nanny merupakan anak tertua dari empat bersaudara yang lahir dalam keluarga Yahudi di kota kecil Schlawe di sebelah utara Jerman. Di kota ini, ayahnya memiliki penggilingan gandum. Nama Yahudi Nanny adalah Nocha. Dia tumbuh di atas lahan penggilingan di sebuah rumah yang dikelilingi kebun bunga yang besar dan kebun tanaman buah. Pada tahun 1911, Nanny menikah dengan Arthur Lewin. Bersama, mereka membesarkan Ludwig dan Ursula, dua anak mereka.

1933-39: Aku dan Ibuku yang sudah menjanda pindah ke Berlin. Kami khawatir dengan peningkatan antisemitisme di Schlawe, dan sebagai seorang Yahudi, berharap kami tidak akan terlalu mencolok di sini di kota besar. Kami tinggal di lantai bawah sedangkan saudara perempuanku Kathe yang menikah dengan seorang Protestan dan telah berpindah agama, tinggal di lantai atas. Tak lama setelah kami tinggal di sana, Jerman membatasi pergerakan kaum Yahudi, sehingga kami tidak merasa aman lagi bila keluar dari apartemen kami.

1940-44: Aku dan ibuku dideportasi ke ghetto Theresienstadt di Bohemia. Kami diberi kamar di lantai dua di sebuah rumah yang kotor, penuh sesak dan banyak kutunya. Tungkunya menggunakan bahan bakar serbuk kayu gergajian. Sebagai yang termuda di kamar kami--usiaku 56 tahun--aku dengan susah payah membawa kantung-kantung serbuk kayu gergajian di punggungku. Makin lama aku semakin lemah, dan sekarang pendengaranku terganggu dan untuk berjalan harus dibantu dengan tongkat. Di awal pagi ini kudengar bahwa aku masuk daftar orang yang akan dipindah ke kamp lain. Sebenarnya aku tak mau dipindah tapi tak ada pilihan.

Nanny dideportasi ke Auschwitz pada tanggal 15 Mei 1944, dan dibunuh dengan gas setibanya dia di sana. Saat itu dia berusia 56 tahun.

Copyright © United States Holocaust Memorial Museum, Washington, DC

Halaman ini juga tersedia dalam bahasa:

  • EnglishEnglish
  • عربيArabic
  • EspañolSpanish
  • فارسیFarsi
  • FrançaisFrench
  • РусскийRussian
  • TürkçeTurkish

Museum Information

  • Today at the Museum
  • Plan Your Visit
  • Exhibitions and Collections
  • Traveling Exhibitions

Resources for Academics and Research

  • Ask a Research Question
  • Research in Collections
  • Research about Survivors and Victims
  • Academic Programs

Resources for Educators

  • Teaching about the Holocaust
  • Programs for Teachers
  • Teaching Materials
  • Holocaust Encyclopedia

Resources for Professionals and Student Leaders

  • Law Enforcement
  • Military
  • Judiciary
  • Faith and Interfaith Communities
United States Holocaust Memorial Museum United States Holocaust Memorial Museum

100 Raoul Wallenberg Place, SW
Washington, DC 20024-2126
Main telephone: 202.488.0400
TTY: 202.488.0406

  • Facebook
  • Twitter
  • Google Plus
  • Youtube
  • Pinterest
  • Instagram
  • About the Museum
  • Contact the Museum
  • Terms of Use
  • Privacy
  • Accessibility
  • Legal
×

#USHMM #AskWhy

FirstPerson

Conversations with Survivors
of the Holocaust

Watch Now

Join us right now to watch a live interview with a survivor, followed by a question-and-answer session.